NEWS

Blog PAPSI ini dibuat sebagai media informasi Alam Pakidualan Sukabumi, menuju Geopark Ciletuh. Society For Nature Conservation.

Rabu, 01 Januari 2014

Program kerja papsi 2014

Program kerja PAPSI Bidang Wisata Tahun 2014 bulan Januari-Februari


1. Pembuatan Tugu Selamat Datang
Tempat:Pertigaan Kantor Kecamatan Ciemas
Text:SELAMAT DATANG DI KAWASAN GEOPARK CILETUH

2. Pembuatan Plang Petunjuk Arah wisata
Jumlah:3 (Tiga)
Jenis:Tanda Panah

3. Pembuatan Batu Prasasti
Jumlah:2 (Dua)
tempat:Panenjoan dan Curug Awang

4. Pembuatan Peta Wisata (Side Board)
Jumlah:1 (Satu)
tempat:Panenjoan

5. Pembuatan Tangga
Jumlah:2 (Dua)
tempat:Curug Awang

6. Penggalian Sejarah
Target:5 (Lima) Tempat/Daerah
tempat:Ciemas
Tamanjaya
Ciletuh
Panenjoan
Curug Awang

20.54 Diposting oleh Unknown 0

Jumat, 27 Desember 2013

Keragaman Geologi Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso

Keragaman Geologi (Geodiversity) Pelabuhanratu, Ciletuh Dan Cikaso

A. Karakteristik Kawasan Ciletuh
Kawasan geologi Ciletuh unik dan sangat menarik untuk dipelajari, karena geologinya merupakan hasil dari tumbukan dua lempeng yang berbeda, yaitu Lempeng Eurasia (lempeng benua) yang berkomposisi granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia (lempeng samudera) yang berkomposisi basal (basa), menghasilkan batuan sedimen laut dalam (pelagic sediment), batuan metamorfik (batuan ubahan), dan batuan beku basa hingga ultra basa.
Berbagai jenis batuan yang bercampur di dalam palung ini dinamakan batuan bancuh (batuan campur aduk) atau dikenal sebagai melange yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap di permukaan daratan Pulau Jawa, dengan umur berkisar 120 – 65 juta tahun. Akibat proses tektonik yang terus berlangsung hingga saat ini, seluruh batuan tersebut telah mengalami pengangkatan, pelipatan dan pensesaran.
Yang unik dari singkapan batuan Pra-Tersier di daerah Ciletuh adalah seluruh singkapan batuannya berada di dalam suatu lembah besar menyerupai amfiteater dengan bentuk tapal kuda yang terbuka ke arah Samudra Hindia. Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan beku basa (gabro) hingga ultra basa (peridotit), Ciletuh juga disusun oleh batuan sedimen berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batupasir greywacke, tuf, batupasir kuarsa dan konglomerat . Morfologi kawasan Ciletuh juga sangat menarik. Lembah Ciletuh dibatasi oleh dataran tinggi Jampang (Plateau Jampang) dengan kemiringan lereng yang sangat terjal hingga mendekati vertikal. Di atas dataran tinggi ini, kita dapat menikmati pemandangan lembah Ciletuh yang indah dengan latar belakang Samudra Hindia dengan pulau-pulau kecil di sekitar pantainya. Di dalam lembah Ciletuh akan tampak rangkaian bukit-bukit kecil dan bukit soliter yang batuannya disusun oleh batuan Pra-Tersier dan sedimen Paleogen.
Keragaman bentukan bumi dengan kehidupan yang terdapat di atasnya flora, fauna dan manusia dengan budayanya menjadikan kawasan Ciletuh sebagai tempat pembelajaran tentang ilmu kebumian bagi seluruh kalangan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

B. Beberapa keragaman geologi – geopusaka
1. Lanskap pantai Palabuhanratu dan pantai Karanghawu (Palabuhanratu-Cikakak), dan mataair panas Cisolok (Cisolok)
2. Kompleks batuan bancuh (melange): kerabat ofiolit (kelompok batuan ultra basa), kelompok batuan metamorfik, kelompok batuan sedimen laut dalam, dan kelompok batuan sedimen benua. Batuan: peridotit, gabro, greywack (Batununggul, Sodong, Cikepuh, Citisuk, Citirem, Pulau Mandra, Pulau Kunti, dll). Terdapat juga fosil Numulites. Batuan Ciletuh merupakan pusaka geologi (geoheritage)
3. Lanskap amfiteater raksasa Ciletuh (Ciletuh, Kecamatan Ciemas)
4. Jalur Sesar Cimandiri (Pelabuhanratu – Jampangtengah – Gegerbitung)
5. Air terjun Cikaso, deretan air terjun di sepanjang dinding amfiteater Ciletuh (Cimarinjung, Cikanteh, dll), dan beberapa air terjun lainnya (Curug Luhur, Curug Awang, Curug Tengah, Curug Puncakmanik) di wilayah Kecamatan Surade, Kecamatan Waluran dan Kec. Ciemas.

Gambaran PelabuhanRatu-Ciletuh-Cikaso

Keragaman Hayati

A. Flora
- Formasi Baringtonia
  • Butun (Barringtonia alatica)
  • Jati pasir (Guettarda speciosa)
  • Nyamplung (Callophyillum inophyllum)
  • Setigi (Paemis acydula)
  • Banawar alas (Saphora tomentosa)
  • Bungbulang (Premna tomentosa)
  • Kiajag (Ardisia sp)
  • Pace (Morinda citrifolia)

- Hutan Dataran Rendah 0 – 1.200 m dpl
  • Haur gereng (Bambusa spinosa)
  • Bisoro (Ficus hispida)
  • Huru leueur (Phoeba declinata)
  • Walikukun (Actinopora fragrans)
  • Kepuh (Sterculia foetida)
  • Laban (Vitec pubescens)
  • Beurih (Sterculia campanulata)
  • Kitambaga (Eugenia cuprea)

B. Fauna
  • Trinil (Caldris alba)
  • Bubulcus ibis (Sterna sp)
  • Penyu hijau (Chelonia mydas)
  • Banteng (Bosjavanicus)
  • Elang (Hallastur indus)
  • Rajaudang (Alcedo sp)
  • Cakakak (Halcyon sp)
  • Elang Laut (Haliaeetus leucogaster)
  • Elang ruguk/Brontok (Spiaetus cirhatus)
  • Srigunting (Dicrurus sp)

Keragaman Budaya

Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh manusia. Seiring dengan perjalanan sejarah, kebudayaan berkembang sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (batasan Antropologi tentang kebudayaan) Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa masyarakatnya. Dengan demikian, bangsa Indonesia yang memiliki berbagai suku bangsa juga memiliki keragaman budaya.
Variasi budaya atau - dalam lingkup kecil - dapat dikatakan juga sebagai keragaman budaya dalam masyarakat, terjadi juga di dalam satu suku bangsa disebabkan oleh kondisi geografis, respon terhadap pengaruh dari luar, dll . Keragaman budaya atau variasi budaya (cultural diversity) adalah tinggalan (kreativitas) manusia masa lalu dan masa kini yang akan dibagi dua bagian untuk setiap zona geopark yang diusulkan, yaitu: (1) beragam tradisi yang tumbuh, dan (2) genre seni 

Tradisi yang Tumbuh
  • Hajat laut Cisolok, Pelabuhan Ratu
  • Ngabungbang Mapag Bulan Tumanggang di Sakawayana Palabuhanratu.
  • Seren Taun Girijaya (Cicurug), Sirnaresmi (Cisolok), Ciptagelar (Cisolok, Gn. Halimun).
  • Mitembeyan (Turun Nyambut) Girijaya , Sirnaresmi, Ciptagelar.
  • Nyalin( Panen perdana) di Sinaresmi dan Ciptagelar.

Genre Seni
  • Rengkong
  • Angklung Gubrag
  • Angklung Buhun
  • Lais
  • Dogdog lojor
  • Jipeng
  • Pantun Gede
  • Pencak
  • Parebut Seeng


Sumber : BAPPEDA Jabar
11.25 Diposting oleh Unknown 0

Pentingnya Geopark untuk Jawa Barat

Dasar Hukum

  1. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
  2. UU No. 10 Tahun 2007 tentang Kepariwisataan
  3. UU Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
  4. UU No. 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang
  5. PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Flora dan Fauna
  6. PP No. 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
  7. PP No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam
  8. PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
  9. Perda Prov. Jabar No. 2 Tahun 2002 tentang Perlindungan Lingkungan Geologi
  10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 446/Kpts-II/1996 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Izin Pengusaha Pariwisata Alam
  11. Keputusan Mentri Kehutanan Nomor 390/Kpt II/2003 tentang Tata Cara Kerjasama di Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
  12. Peraturan Mentri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam

Pentingnya Geopark untuk Jabar

Pengembangan geopark Jawa Barat (Jabar) dapat menjadi program dan kegiatan yang menunjang secara langsung keempat misi dari lima misi Provinsi Jawa Barat 2013 – 2018, yaitu misi nomor 1) Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing,misi nomor 2) Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan, misi nomor 3) Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik, misi nomor 4) Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan pembangunan Infrastruktur Strategis yang berkelanjutan, dan misi nomor 5) Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Melalui Peningkatan peran pemuda, Olah raga , Seni, Budaya dan Pariwisata dalam bingkai kearifan lokal Menjadikan geopark Jabar sebagai destinasi dunia/internasional. Hingga saat ini belum ada suatu destinasi pariwisata di Jawa Barat yang menjadi destinasi utama pariwisata tingkat dunia (hanya sebagai ‘transit’ saja sebelum ke Yogyakarta atau Bali) Mendukung Provinsi Jabar sebagai ‘Green Province 2025’ dengan program ‘clean development mechanism’ dan salah satu indikatornya menjadikan 45% luas wilayah di Jabar menjadi hutan lindung, menggalakkan rehabilitasi lahan kritis, penanganan sampah, serta meningkatkan tata guna lahan.
Menerapkan Perda Jabar No 2/2002 tentang Perlindungan Lingkungan Geologi, yaitu melindungi kawasan-kawasan lindung geologidi Jabar (di antaranya seperti telah tercantum di Perda itu: Ciletuh dan Gua Pawon) Beberapa hasil analisis ekonomi lingkungan menunjukan bahwa untuk sejumlah kawasan di Jawa Barat pada dasarnya kurang begitu menguntungkan untuk upaya eksploitasi. Selain itu, jika dikaitkan dengan kebudayaan lokal, usaha berbasiskan konservasi seperti geopark akan seiring dengan pemeliharaan nilai-nilai budaya lokal, satu diantaranya sebagaimana tercermin pada nama “Padalarang” yang berarti ‘tempat yang disucikan’ (konservasi). Akan mengukuhkan Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki keragaman keindahan alam, geologi, hayati dan budaya yang terpelihara, bermanfaat untuk pendidikan, dan mampu menumbuhkan ekonomi lokal. Akan mengukuhkan bahwa Jabar memang tempat bernaungnya para geologiwan baik di Perguruan Tinggi maupun di lembaga-lembaga geologi yang berada di Jawa Barat (Badan Geologi, Puslit TekMira, Puslit Geoteknologi LIPI, Pusat Geologi Kelautan) serta tempat keberadaan Museum Geologi yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

Zonasi Geopark Jabar

  • Keunggulan geologi (geodiversity, geoheritage)
  • Pariwisata (alam) yang telah berkembang
  • Infrastruktur yang sudah ada
3 Zona/Lokasi Geopark Jabar yang diusulkan:
  1. Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso
  2. Tangkubanparahu-Citatah-Saguling
  3. Tasikmalaya Selatan-Pangandaran

Zona Geopark (Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso)

Peta Indikasi Tiga Zona Geopark di Jawa Barat yang Diusulkan 2013-2018

1. Batas Zona:
  • Utara : Kec. Kabandungan dan Kec. Cikidang, Kab. Sukabumi
  • Timur : Kec Bantargadung, Kec. Lengkong, Kec. Cimanggu, Kec. Jampangkulon, dan Kec. Cibitung.
  • Selatan : Samudera Indonesia
  • Barat : Samudera Indonesia, Kec. Bayah, Kab. Cibeber, dan Kec. Cilograng, Prov. Banten
2. Cakupan wilayah administratif: Kec. Cisolok, Kec. Cikakak, Kec. Pelabuhanratu, Kec. Simpenan, Kec. Ciemas, Kec. Waluran, Kec. Surade, dan Kec. Ciracap, Kab. Sukabumi
3. Zona Inti (geosite)
  • Ujunggenteng, Kec. Ciracap Cikaso, Kec. Surade
  • Ciletuh, Kec. Ciemas
  • Cengkuk, Kec. Cikakak
  • Mata air panas Cisolok, dan Kampungadat Sirnaresmi, Kec. Cisolok Pantai Karanghawu dan sekitarnya, Pelabuhanratu, Kec. Pelabuhanratu

Keragaman Geologi (Geodiversity) Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso (Lanjutkan)

Sumber : BAPPEDA Jabar
11.03 Diposting oleh Unknown 0

KRITERIA GEOPARK

Sedikitnya ada 5 (lima) kriteria yang harus dipenuhi agar suatu geopark dapat berlangsung mencapai tujuannya, yaitu:
  1. Ukuran dan lokasi
  2. Manajemen dan pelibatan masyarakat lokal
  3. Pengembangan Ekonomi
  4. Pendidikan
  5. Perlindungan dan Konservasi

Kriteria 1 : Ukuran dan Kondisi
Mempunyai batas yang jelas dengan wilayah yang cukup luas yang dapat melayani pengembangan budaya dan ekonomi lokal. Pada wilayah ini mengandung situs-situs warisan geologis yang penting secara internasional, atau kumpulan kesatuan geologis yang mempunyai kepentingan saintifik, kelangkaan atau keindahan; termasuk sejarah geologis atau proses-prosesnya.
Geopark adalah wilayah geografis dimana situs-situs warisan geologis yang merupakan bagian konsep holistik dalam perlindungan, pendidikan dan pengembangan berkelanjutan. Geopark tidak boleh hanya kumpulan situs-situs geologis saja, tetapi mencakup keseluruhan tatanan alam. Tema non-geologis menjadi bagian di dalamnya, terutama jika memang sangat dipengaruhi oleh kondisi geologisnya, seperti kondisi ekologis, arkeologis atau kesejarahan. 

Kriteria 2 : Manajemen dan Pelibatan Masyarakat Lokal
1. Syarat pengusulan Geopark adalah telah adanya rencana dan badan pengelola.
2. Terbentuknya Geopark adalah proses yang berasal dari bawah (bottom-up).
3. Geopark harus menyediakan pengelolaan yang terorganisir dengan melibatkan publik, komunitas lokal, kepentingan swasta, dan badan-badan riset dan edukasi, dengan disain dan pelaksanaan yang terkait dengan kegiatan dan perencanaan pengembangan ekonomi dan budaya daerah.
4. Ciri Geopark harus terlihat jelas bagi pengunjung: branding atau labelling yang khas, publikasi dan aktivitas.
5. Kegiatan turisme yang berkelanjutan atau kegiatan ekonomi lainnya di Geopark melibatkan masyarakat setempat.
6. Dalam penyusunan dan perencana Geopark meminta pendapat Sekretariat Geopark, dan kerjasama dengan badan-badan survey geologi, masyarakat lokal, badan pariwisata, badan-badan riset dan perguruan tinggi dan swasta.

Kriteria 3 : Pengembangan Ekonomi
Salah satu tujuan Geopark adalah menstimulasi kegiatan ekonomi dan pengembangan berkelanjutan. Geopark mengaitkan antara aspek warisan budaya dengan warisan geologis, menghormati lingkungan dan menstimulasi pembentukan usaha-usaha lokal yang inovatif, bisnis kecil, indutri penginapan, kursus dan pelatihan dan peningkatan lapangan pekerjaan.

Kriteria 4 : Pendidikan
Geopark harus menyediakan dan mengorganisir pendukungan, peralatan dan kegiatan yang mengkomunikasikan pengetahuan geosains/geologi dan konsep-konsep lingkungan kepada masyarakat (misalnya: museum, pusat-pusat interpretasi dan edukasi, jalur wisata (trails/trekking), wisata yang terpandu, peta dan literatur populer, atau media komunikasi modern). Juga menggalakan kegiatan riset bekerja sama dengan perguruan tinggi, dan kontak antara para ahli dengan penduduk setempat.
Kesuksesan kegiatan edukasi geopark akan sangat tergantung tidak hanya pada kandungan program wisata, staf yang kompeten dan dukungan logistik bagi pengunjung, tetapi juga kontak personal dengan penduduk setempat, wakil media dan para pengambil keputusan. Beberapa instrumen untuk transfer informasi di antaranya dengan ekskursi anak-anak sekolah dan guru, seminar dan kuliah-kuliah saintifik. 

Kriteria 5 : Perlindungan dan Konsevasi
Tanggung jawab geopoark adalah melindungi warisan geologis yang terutama berhubungan dengan kepentingan / hajat hidup masyarakat setempat. Geopark, sesuai dengan aturan, harus mengkonservasi nilai-nilai geologis penting yaitu batuan tertentu, sumber daya mineral, mineral, fosil, bentang alam; dengan melibatkan keilmuan: ilmu-ilmu bumi, geologi ekonomi dan pertambangan, geologi rekayasa, geomorfologi, geografi fisik, hidrologi/hidrogeologi, mineralogi, paleontologi, petrologi, sedimentologi, ilmu tanah, speleologi/karst, stratigrafi, geologi struktur, volkanologi, dsb.

Sumber : BAPPEDA Jabar
10.31 Diposting oleh Unknown 0

Rabu, 18 Desember 2013

Tamanjaya

Apa dan dimana Tamanjaya itu ?. Untuk orang di luar sana tentunya nama Tamanjaya ini kurang populer, padahal daerah Tamanjaya memiliki potensi Alam khususnya wisata yang sangat bagus, untuk itu saya akan mencoba menjelaskan sedikit pengetahuan tentang Tamanjaya.

TAMANJAYA

Tamanjaya merupakan nama Daerah disuatu wilayah kabupaten sukabumi dengan jarak tempuh 30 km dari kota kabupaten. Pada Gambar peta menunjukan tamanjaya adalah pusat dari kota Kecamatan. Dimana Kantor Kecamatan, Kantor Kepala Desa, Kantor Kapolsek dan Kantor-kantor lainnya berada di Tamanjaya. Selain itu Tamanjaya memiliki Balai kesehatan yaitu Puskesmas, Sekolah baik dari tingkat Kanak-kanak Hingga tingkat SMA baik umum maupun agama, Pasar Terminal yang memfasilitasi warga tamanjaya dari bahan Rumah tangga, Simpan pinjam (Bank), dan lainnya, disamping itu ada Lapang Sepak Bola yang berdekatan dengan pasar. Tamanjaya sendiri adalah nama Daerah, nama Dusun dan sekaligus nama Jalan yang menghubungkan jalan Ciletuh, Jalan Ciemas dan Jalan Ciwaru. Tamanjaya memiliki kantor Desa yaitu dengan jarak 1 km dari Kantor Kecamatan.

Desa Tamanjaya

Desa Tamanjaya merupakan salah satu nama Desa dari delapan Desa yang berada di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi dengan jarak tempuh 30 km dari Kabupaten Sukabumi dan 160 km dari Ibu Kota Negara. Kondisi Geografis Desa Tamanjaya yaitu dengan ketinggian DPL: 0-2900 M, memiliki curah hujan: 2000-4000 mm dengan temperatur Udara: 84 %. Desa Tamanjaya berbatasan dengan Desa-desa lainnya yaitu pada wilayah Utara berbatasan dengan Desa Mekarjaya, pada wilaya Timur Berbatasan dengan Desa Mekarmukti dan Caringin Nunggal yang berada di wilayah Kecamatan Waluran, pada wilayah Selatan berbatasan dengan Desa Cibenda, dan di wilayah Barat berbatasan Dengan Desa Mekarsakti dan Desa Ciwaru.
Desa Tamanjaya terbagi dari 4 Kedusunan 10 RW dan 43 RT dengan jumlah penduduk 6.213 jiwa, terbagi dari Laki-laki berjumlah 3.130 jiwa dan dan Perempuan berjumlah 3.083 jiwa, dengan rincian sebagai berikut :
1. Dusun Tamanjaya dengan jumlah 2.258 jiwa, terbagi atas :
  • L. 1.138 jiwa
  • P. 120 jiwa
2. Dusun Cicurug dengan jumlah 1.615 jiwa, rerbagi atas :
  • L. 804
  • P. 811
3. Dusun Ciseureuh dengan jumlah 1.007 jiwa, terbagi atas :
  • L. 509
  • P. 498
4. Dusun Pasirbaru dengan jumlah 1.333 jiwa, terbagi atas :
  • L. 678
  • P. 654 

Sumber Daya Alam

Tamanjaya kaya akan Sumber Daya Alam, hamparan tanah luas Tamanjaya hampir semuanya berpotensi baik dari segi pertanian, perkebunan, hutan dan wisata. Hampir semua masyarakat Tamanjaya berpenghasilan dari hasil Bumi seperti bertani dan berkebun, hasil pertanian adalah padi karena mayoritas penduduk Desa Tamanjaya adalah Petani sawah, selain itu ada juga masyarakat yang memanfaatkan tanah dengan menanam padi (huma). Dari segi perkebunan masyarakat memanfaatkannya untuk menanam Kunyit, Cikur, Laja, Pisang, Buah-buahan, Pohon seperti Pohon Mahoni, Albasiah dan masih banyak yang lainnya.
Masyarakat disekitar Tamanjaya banyak yang berprofesi sebagai pengrajin Gula karena di daerah tamanjaya memiliki perkebunan kelapa yang sangat luas. Selain itu, daerah Tamanjaya pun memiliki pembangkit Listrik Angin dan hasil bumi seperti Batu dan Pasir. Akan tetapi sekarang sudah mulai terkikis oleh perkebunan sawit milik PT yang menghabiskan kebun kelapa dan lainnya. masyarakat banyak yang mengeluh terutama pengrajin gula akan kejadian tersebut.
Selain Hasil bumi, daerah Tamanjaya Kaya akan Wisata Alam yang tidak kalah dengan wisata-wisata alam lainnya di Indonesia, akan tatapi tidak semuanya masyarakat sadar akan objek wisata alam yang dimiliki Tamanjaya, banyak warga yang tidak peduli akan kekayaan alam yang satu itu.

Objek Wisata

Desa Tamanjaya memiliki potensi wisata alam yang bagus, panorama alam yang eksotis yang sarat dengan nilai-nilai estetika, dilihat dari komposisi batuan alam dan pemandangan yang eksotis yang jarang ditemui di daerah lain. Selain itu yang menjadi ciri khas terdapat jenis batuan bancuh yang berumur Pra-Tersier atau zaman kapur. Hal ini menjadikan daerah Tamanjaya kaya akan Wisata Alam termasuk Wisata Geopark.

Lokasi Wisata Tamanjaya
Tamanjaya memiliki beberapa Lokasi Wisata seperti yang ditunjukan Gambar peta tersebut, seperti Pemandangan Panenjoan, Arum Jeram di Sungai Ciletuh, Curug Awang, Curug Tengah, dan Curug Puncak Manik. Selain itu daerah disekitar Tamanjaya bisa dibuatkan Landasan Paralayang.
Peta Lokasi Curug

Kecamatan Ciemas



Sekilas tentang Kecamatan Ciemas. Secara administratif, Kecamatan Ciemas membawahi sembilan desa, yaitu Desa Tamanjaya, Desa Cibenda, Desa Ciwaru, Desa Mekarjaya, Desa Ciemas, Desa Girimukti, Desa Mandrajaya, Desa Mekarsakti, dan Desa Sidamulya. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Ciemas sebagai berikut :
Sebelah utara    : Kecamatan Simpenan.
Sebelah timur   : Kecamatan Ciracap.
Sebelah selatan : Samudera Hindia.
Sebelah barat    : Samudera Hindia.

Kecamatan Ciemas kerap disebut oleh sebagian besar masyarakat sebagai wilayah Puncak Dharma Teluk Ciletuh. Penyebutan ini berdasarkan atas kenyataan bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Ciemas merupakan hamparan lautan, pantai, lembah, jurang dan hutan yang memiliki panorama luar biasa. Salah satu bentukan alam yang sangat mengagumkan berada di Desa Tamanjaya yaitu berupa sebuah jurang di Lembah Ciletuh. Lembah tersebut memiliki sebuah bukit cukup terkenal bernama Panenjoan. Di sekitar lembah ini terlihat beberapa bangunan permanen yang khusus dibuat untuk wisatawan. Cobalah berdiri tepat dibangunan tersebut wisatawan dapat menyaksikan serangkaian bukit berjejer membentuk mangkuk berukuran setengah lingkaran (sering disebut dengan amfiteater ukuran raksasa). 

PAPSI

Sekilas tentang PAPSI. Keberadaan Sekretariat PAPSI (paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi) di Tamanjaya tiada lain untuk melestarikan alam pakidulan Sukabumi khusunya yang berada di daerah Tamanjaya sendiri, seperti yang ditunjukan pada gambar peta Sekretariat PAPSI berdekatan dengan Wilayah Objek Wisata terutama dengan Panenjoan.
Dengan harapan, keberadaan PAPSI selain melestarikan alam Pakidulan Sukabumi PAPSI bisa mendobrak Wisata alam Tamanjaya di Indonesia umumnya bisa sampai Dunia.
Keberadaan PAPSI sendiri adalah perantara antara inspirasi masyarakat Pakidulan dengan Pihak Pemerintah maupun Pengembang demi kepentingan masyarakat sendiri.




Demikian Sekilas tentang Tamanjaya, untuk mendapatkan data lebih lengkap dan akurat tentang Desa Tamanjaya hubungi Kantor Kepala Desa Tamanjaya. Terimakasih


23.49 Diposting oleh Unknown 1