NEWS

Blog PAPSI ini dibuat sebagai media informasi Alam Pakidualan Sukabumi, menuju Geopark Ciletuh. Society For Nature Conservation.

Jumat, 27 Desember 2013

Keragaman Geologi Pelabuhanratu-Ciletuh-Cikaso

Keragaman Geologi (Geodiversity) Pelabuhanratu, Ciletuh Dan Cikaso

A. Karakteristik Kawasan Ciletuh
Kawasan geologi Ciletuh unik dan sangat menarik untuk dipelajari, karena geologinya merupakan hasil dari tumbukan dua lempeng yang berbeda, yaitu Lempeng Eurasia (lempeng benua) yang berkomposisi granit (asam), dan Lempeng Indo-Australia (lempeng samudera) yang berkomposisi basal (basa), menghasilkan batuan sedimen laut dalam (pelagic sediment), batuan metamorfik (batuan ubahan), dan batuan beku basa hingga ultra basa.
Berbagai jenis batuan yang bercampur di dalam palung ini dinamakan batuan bancuh (batuan campur aduk) atau dikenal sebagai melange yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap di permukaan daratan Pulau Jawa, dengan umur berkisar 120 – 65 juta tahun. Akibat proses tektonik yang terus berlangsung hingga saat ini, seluruh batuan tersebut telah mengalami pengangkatan, pelipatan dan pensesaran.
Yang unik dari singkapan batuan Pra-Tersier di daerah Ciletuh adalah seluruh singkapan batuannya berada di dalam suatu lembah besar menyerupai amfiteater dengan bentuk tapal kuda yang terbuka ke arah Samudra Hindia. Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan beku basa (gabro) hingga ultra basa (peridotit), Ciletuh juga disusun oleh batuan sedimen berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batupasir greywacke, tuf, batupasir kuarsa dan konglomerat . Morfologi kawasan Ciletuh juga sangat menarik. Lembah Ciletuh dibatasi oleh dataran tinggi Jampang (Plateau Jampang) dengan kemiringan lereng yang sangat terjal hingga mendekati vertikal. Di atas dataran tinggi ini, kita dapat menikmati pemandangan lembah Ciletuh yang indah dengan latar belakang Samudra Hindia dengan pulau-pulau kecil di sekitar pantainya. Di dalam lembah Ciletuh akan tampak rangkaian bukit-bukit kecil dan bukit soliter yang batuannya disusun oleh batuan Pra-Tersier dan sedimen Paleogen.
Keragaman bentukan bumi dengan kehidupan yang terdapat di atasnya flora, fauna dan manusia dengan budayanya menjadikan kawasan Ciletuh sebagai tempat pembelajaran tentang ilmu kebumian bagi seluruh kalangan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

B. Beberapa keragaman geologi – geopusaka
1. Lanskap pantai Palabuhanratu dan pantai Karanghawu (Palabuhanratu-Cikakak), dan mataair panas Cisolok (Cisolok)
2. Kompleks batuan bancuh (melange): kerabat ofiolit (kelompok batuan ultra basa), kelompok batuan metamorfik, kelompok batuan sedimen laut dalam, dan kelompok batuan sedimen benua. Batuan: peridotit, gabro, greywack (Batununggul, Sodong, Cikepuh, Citisuk, Citirem, Pulau Mandra, Pulau Kunti, dll). Terdapat juga fosil Numulites. Batuan Ciletuh merupakan pusaka geologi (geoheritage)
3. Lanskap amfiteater raksasa Ciletuh (Ciletuh, Kecamatan Ciemas)
4. Jalur Sesar Cimandiri (Pelabuhanratu – Jampangtengah – Gegerbitung)
5. Air terjun Cikaso, deretan air terjun di sepanjang dinding amfiteater Ciletuh (Cimarinjung, Cikanteh, dll), dan beberapa air terjun lainnya (Curug Luhur, Curug Awang, Curug Tengah, Curug Puncakmanik) di wilayah Kecamatan Surade, Kecamatan Waluran dan Kec. Ciemas.

Gambaran PelabuhanRatu-Ciletuh-Cikaso

Keragaman Hayati

A. Flora
- Formasi Baringtonia
  • Butun (Barringtonia alatica)
  • Jati pasir (Guettarda speciosa)
  • Nyamplung (Callophyillum inophyllum)
  • Setigi (Paemis acydula)
  • Banawar alas (Saphora tomentosa)
  • Bungbulang (Premna tomentosa)
  • Kiajag (Ardisia sp)
  • Pace (Morinda citrifolia)

- Hutan Dataran Rendah 0 – 1.200 m dpl
  • Haur gereng (Bambusa spinosa)
  • Bisoro (Ficus hispida)
  • Huru leueur (Phoeba declinata)
  • Walikukun (Actinopora fragrans)
  • Kepuh (Sterculia foetida)
  • Laban (Vitec pubescens)
  • Beurih (Sterculia campanulata)
  • Kitambaga (Eugenia cuprea)

B. Fauna
  • Trinil (Caldris alba)
  • Bubulcus ibis (Sterna sp)
  • Penyu hijau (Chelonia mydas)
  • Banteng (Bosjavanicus)
  • Elang (Hallastur indus)
  • Rajaudang (Alcedo sp)
  • Cakakak (Halcyon sp)
  • Elang Laut (Haliaeetus leucogaster)
  • Elang ruguk/Brontok (Spiaetus cirhatus)
  • Srigunting (Dicrurus sp)

Keragaman Budaya

Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh manusia. Seiring dengan perjalanan sejarah, kebudayaan berkembang sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (batasan Antropologi tentang kebudayaan) Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa masyarakatnya. Dengan demikian, bangsa Indonesia yang memiliki berbagai suku bangsa juga memiliki keragaman budaya.
Variasi budaya atau - dalam lingkup kecil - dapat dikatakan juga sebagai keragaman budaya dalam masyarakat, terjadi juga di dalam satu suku bangsa disebabkan oleh kondisi geografis, respon terhadap pengaruh dari luar, dll . Keragaman budaya atau variasi budaya (cultural diversity) adalah tinggalan (kreativitas) manusia masa lalu dan masa kini yang akan dibagi dua bagian untuk setiap zona geopark yang diusulkan, yaitu: (1) beragam tradisi yang tumbuh, dan (2) genre seni 

Tradisi yang Tumbuh
  • Hajat laut Cisolok, Pelabuhan Ratu
  • Ngabungbang Mapag Bulan Tumanggang di Sakawayana Palabuhanratu.
  • Seren Taun Girijaya (Cicurug), Sirnaresmi (Cisolok), Ciptagelar (Cisolok, Gn. Halimun).
  • Mitembeyan (Turun Nyambut) Girijaya , Sirnaresmi, Ciptagelar.
  • Nyalin( Panen perdana) di Sinaresmi dan Ciptagelar.

Genre Seni
  • Rengkong
  • Angklung Gubrag
  • Angklung Buhun
  • Lais
  • Dogdog lojor
  • Jipeng
  • Pantun Gede
  • Pencak
  • Parebut Seeng


Sumber : BAPPEDA Jabar
Share this article :

0 komentar: